Bandung – Oktober sebagai bulan inklusi keuangan yang diinisiasi OJK sejak 2016, selalu
diadakan kegiatan terintegrasi, masif, dan berkelanjutan di seluruh wilayah Indonesia, Hal ini dilakukan sebagai upaya mendorong pencapaian target inklusi keuangan hingga 90 persen pada 2024, serta upaya mendukung Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Bulan Inklusi Keuangan (BIK) tahun ini mengusung tema ‘Inklusi Keuangan Meningkat, Perekonomian Semakin Kuat’. Seiring hal itu, sepanjang Oktober 2022 OJK Jawa Barat melaksanakan berbagai rangakaian BIK selama, antara lain talkshow dan webinar seputar keuangan kepada masyarakat dan komunitas difabel, kegiatan World Investor Weeks, Multifinance Day, serta Pembukaan Rekening Pasar Modal.
Kegiatan lainnya antara lain donor darah dan business matching sektor pertanian sampai pada puncak kegiatan yaitu Pasar Rakyat yang akan memamerkan produk keuangan dan berbagai macam kuliner & produk UMKM.
Menyemarakkan BIK, Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) mengadakan kegiatan Multifinance Day sebagai edukasi dan Literasi bagi Perusahaan Pembiayaan. Dalam sambutannya, Kepala Eksekutif Pengawas IKNB merangkap Anggota
Dewan Komisioner OJK, Ogi Prastomiyono, berterima kasih kepada APPI karena sudah
berkolaborasi dengan baik sehingga dapat tetap menjaga kualitas dan berkontribusi dalam
momentum perbaikan ekonomi nasional. Ogi berharap perusahaan pembiayaan
tetap resilience terhadap perubahan yang terjadi, dan cermat melakukan transformasi
untuk mengembangkan bisnisnya untuk menopang perekonomian bangsa.
Sementara Deputi Komisioner Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, Sardjito, mengungkapkan data OJK per Mei 2022 menunjukkan bahwa piutang pembiayaan mengalami tren pemulihan pasca pandemi.
“Tercatat sebesar 4,5% yoy atau sebesar 379 triliun rupiah. Selain itu, profil
risiko perusahaan pembiayaan pada Mei 2022 masih tetap terjaga dengan rasio NPF
tercatat 2,8%. Hal ini tentunya suatu pencapaian yang positif dan diharapkan kinerja dari
sektor pembiayaan tetap bertumbuh dengan baik di tengah kondisi pemulihan akibat
dampak pandemi Covid-19,” ungkap Sardjito.
Meskipun menunjukkan tren positif, namun sektor pembiayaan masih memiliki tantangan besar, yaitu prosentase literasi dan inklusi keuangan yang masih rendah sebesar 15,57%, dan tingkat keyakinan masyarakat terhadap sektor pembiayaan, hanya 9,36%.
“Tingkat literasi, inklusi, dan kepercayaan sektor pembiayaan tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan sektor keuangan lainnya, seperti perbankan, perasuransian, dan pergadaian,” tambah Sardjito.
Kegiatan Multifinance Day yang diselenggarakan mulai 14 hingga 16 Oktober 2022, diikuti sebanyak 39 perusahaan pembiayaan yang menghadirkan produk-produk
pembiayaan seperti kendaraan roda 4, kendaraan roda 2, elektronik serta produk-produk
UMKM.
“Kegiatan kami hari ini merupakan kolaborasi antar perusahaan pembiayaan yang tergabug dalam APPI dalam rangka meningkatkan aset nasional perusahaan pembiayaan,
kami juga berkomitmen untuk selalu menerapkan perlindungan konsumen dalam proses
bisnis. Kami pun berkolaborasi dengan OJK untuk terus dapat meningkatkan kualitas bisnis dan kepercayaan masyarakat. ” sambut Suwandi Wiratno, Direktur Utama PT Chandra
Sakti Utama Leasing (CSUL Finance) selaku Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI).
(ALN)